17 Maret 2011

Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa












aku bukan artis pembuat berita
tapi aku memang selalu kabar buruk buat
penguasa

puisiku bukan puisi
tapi kata-kata gelap
yang berkeringat dan berdesakan
mencari jalan
ia tak mati-mati
meski bola mataku diganti
ia tak mati-mati
meski bercerai dengan rumah
ditusuk-tusuk sepi
ia tak mati-mati
telah kubayar yang dia minta
umur-tenaga-luka

kata-kata itu selalu menagih
padaku ia selalu berkata
kau masih hidup

aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa

(Wiji Thukul.18 juni 1997)

09 Maret 2011

Putih Diantara Hitam


“Tuhan menempatkan seseorang dalam hidupmu untuk sebuah alasan, dan menghapusnya dari hidupmu untuk alasan yang lebih baik..”

Baru saja, seorang teman membuatku kembali menuliskan sesuatu disini. Kata-kata yang amat bijak. Sederhana tapi sangat bermakna. Kembalilah berkaca, lihat tatapan matamu sendiri terproyeksikan oleh sebuah cermin disana, sudahkah kita memahami bayangan itu, memahami dirimu? Benarkan kau sudah benar-benar tahu apa yang kau inginkan? Atau selama ini hanya ada sebuah wajah labil yang tersembunyi dibalik topeng yang kau kenakan?

Terlalu lama sebenarnya, waktu kita untuk menjalani hidup jika hanya wajah palsu yang kita tunjukkan, yang entah darimana, membuat ego kita berada di atas segalanya. Dan terlalu singkat, jika kau melakukan apa yang sebenarnya kau inginkan. Karena bisa dipastikan, kau tidak akan pernah merasa waktumu cukup untuk mewujudkan semuanya.

Ada beberapa hal yang tidak kita ketahui secara pasti, tentang kehendak Tuhan. Semuanya bermula dan berakhir begitu saja atas kuasaNya. Manusia dengan sombongnya bicara seolah dirinyalah yang membuat darah dalam tubuhnya mengalir. Dan bukan perkara sulit bagiNya untuk membalas kesombongan manusia. Terkadang mereka bicara seolah Tuhan telah mengambil semua miliknya, padahal sebenarnya, Tuhan hanya mengambil kembali apa yang telah diberikanNya. Bukan tanpa alasan, tapi yang harusnya disadari, semuanya terjadi bukan karena memang harus terjadi, selalu ada yang Dia sisipkan disana, sebuah pesan bahwa Dia lah Sang Maha Kuasa dan Dia akan berikan semuanya yang terbaik untuk kita.

01 Desember 2010

Iridescent


Satu per satu semua terlewati, yang satu terbuka dan satu tertutup, satu bangkit yang lain terjatuh, satu hidup dan satu lagi mati. Kalau saja aku bisa memegang kendalinya, ingin kuhapus warna abu-abu diatas sana, di langit biru itu. Yang seakan tanpa batas, membentang luas memberikan harapan sampai dia bertemu lautan dibatas cakrawala di tempat matahari terbit dan terbenam. Membuktikan bahwa segalanya bisa terjadi. Tapi itu hanya pikirku, nyatanya bukanlah aku yang memegang kendalinya. Terkadang langit itu biru dan lain waktu abu-abu. Terkadang pula dia merah menyala menyatukan warna bersama matahari. Menutup hari ini dengan begitu mempesona.


Setiap pagi, setiap mata terbuka, bersiap menyambut detik-detik berharga yang begitu mendebarkan. Karena kau akan memulai sesuatu yang tak pernah kau tahu. Ya. Kau tak pernah tahu. Begitupun aku. Siapakah yang tahu? Entahlah. Semua berjalan seperti adanya. Matahari bersinar dan akan padam pada saatnya. Sesaat kau tertawa lalu sedetik kemudian airmata menyapu wajahmu. Sesaat kau bergerak dan sesaat kau terhenti. Seperti sebuah pelangi, hidup tak akan hanya berwarna merah atau biru. Hitam dan putih pun tak selamanya berdiri dalam permusuhan. Terkadang mereka samar-samar tak terlihat, berlarian disekitarmu dan duduk disebelahmu. Pada akhirnya, kaulah yang putuskan. Warna apakah kau?

07 April 2010

Jalan Menuju Langit


Terbangun dari mimpi malam tadi, mata terbuka mengikuti alur kehidupan yang selalu berulang-ulang setiap pagi, mengabaikan segala provokasi, melanjutkan perannya dalam fungsi sebagai visualisasi alam raya terhadap otak manusia. Sadar hari ini bukanlah hari kemarin, waktu demi waktu, detik demi detik yang kita lalui sudah akan berakhir, tinggal sedikit saja yang tersisa dari perjalanan panjang dari masa lalu.

Sepertinya tujuh hari tidaklah cukup mendampingi kita selama satu minggu, mengigat banyaknya hal akan kita ukirkan sebagai sebuah kenangan, yang justru mulai terasa saat mendekati ujung waktu kita disini. Mungkin selama aku masih berdiri diatas bumi, nada-nadamu akan selalu terdengar di setiap langkahku, tertahan oleh dominasi waktu, tapi tetap melaju. Ada satu hari ini yang mungkin kulihat segalanya akan berubah, semua sepertinya telah membangun pondasi dan arah jalannya menuju cahaya.

Jika kita masih bisa bernafas tenang hari ini, jika masih bisa kita teriakkan semua mimpi, jika masih bisa kaki dan tanganmu bergerak saling melengkapi, masih ada satu hari baru untuk mimpi yang masih tersimpan disini. Kau hanya perlu berjalan tanpa berhenti, tanpa takut menembus batas, lanjutkan sampai langit, lanjutkan sampai kau dan aku bisa bersatu kembali dengan senyum indah terukir di masa depan.


1.13 AM, SMK Headquarters
Kata-kata yang menyeruak melintas batas,
Menjelang laga Barcelona VS Arsenal



15 Maret 2009

Titik Hitam yang Memudar di Sudut Kecil Hatiku


Aku tetap tidak mengerti bagaimana kehidupan ini berlangsung, berjalan, dengan sistem yang diterapkan oleh Tuhan yang sama sekali masih belum ada yang mengungkapnya secara pasti. Sebuah sistem tentang pintu takdir yang semuanya terbuka dan sama sekali tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke dalamnya. Sama sekali belum terpecahkan oleh siapapun di dunia ini.

Sekalipun aku mengerti bahwa takdir itu bukanlah penantian yang hanya pasrah tetapi adalah sebuah pilihan yang harus aku tentukan sendiri, tetap saja itu adalah sebuah hal yang hanya dan hanya diketahui dan dimengerti oleh Sang Penciptaku yang telah menurunkanku ke dunia, sekalipun aku telah mengerti untuk apa aku dilahirkan ke dunia, sekalipun aku tahu aku hidup untuk apa, tetap saja sebuah kehidupan yang aku jalani masih terlalu rumit untukku.

Mungkin aku memang harus tetap menjalani hidupku seperti apa saja yang hadir dalam pikiranku, karena memang hal ini yang hanya aku sendiri yang mengerti bagaimana aku harus menjalaninya. Tapi aku sendiripun masih terlalu lambat menentukan apa yang harus aku lakukan, aku masih terlalu egois untuk menunggu, aku masih terlalu lemah untuk menahan semua yang hadir menekanku dari segala arah.

Memang sepertinya aku hanya terlihat seperti apa yang kau lihat, hanya terdengar sebatas yang kau dengarkan, tetapi yang terasakan akan lebih menjelaskan bagaimana sebenarnya sebuah kehidupan itu menjadikanku seperti ini, seperti yang kau lihat dan kau dengar. Seperti semua yang terlihat dari luar ,akan tetap lebih sedikit kau pahami daripada apa yang terjadi didalam.

Tanpa perlu berhenti dari sini, aku sepertinya masih terlau takut mengarungi kehidupan yang ada didepanku. Meskipun aku rasa aku lemah tapi aku tetap tak akan berhenti sebatas apa yang tersisa dariku, aku tetap akan berjalan lebih kuat dari sekuatku, aku akan menempuh lebih jauh lagi jalan dari yang kubilang semampuku. Aku akan tetap berjalan. Sebagai orang yang tidak hanya bisa bermimpi, tapi sebagai seorang yang akan melakukan lebih dari apa yang aku impikan. Lebih dari itu.